Langsung ke konten utama

Siti Baju Merah dan LIFT


Dongeng-dongeng tentang keberadaan makhluk tak kasat mata sudah menjadi keseharian kami mahasiswa di kampus ini. Kampusku merupakan kampus yang telah berdiri sejak 1985. Bangunan kampus yang terinspirasi dari Menara Petronas di Malaysia menjadikan bangunan kembar yang berdampinga.
Makhluk tak kasat mata yang menjadi cerita keseharian kami mahasiswa Hubungan Internasional. Kami menyebutnya “Siti si Baju Merah”. Beredar kabar bahwa ia seorang perempuan yang memakai baju merah dan memiliki rambut hitam Panjang. Beberapa dari kami kadang Ia sapa. Ia memiliki tempat favorit di kampus satu yakni di Lift tua. Lift tua menjadi tempat si Siti menyapa kami. Terutama kepada anak-anak indigo dan punya indera keenam.
Ada beberapa kali Siti mencoba untuk menyapa para penghuni lantai atas kampus satu terutama lantai tujuh. Kejadian pertama aku sendiri yang mengalaminya. Saat itu sekitar jam tujuh malam saat itu aku masih semester dua atau tiga. Aku Bersama beberapa senior sedang rapat untuk program kerja himpunan dan kami ada di sekret “HIMAHI” dan aturan jam malam kampus belum berlaku.
Jam tujuh malam dan suasana dingin malam mulai terasa dan matahari telah tenggelam digantikan gelapnya malam. Seperti hari-hari yang biasa kami berdiskusi namun ada suara langkah kaki yang seperti sedang dikejar. Suara langkah kaki itu semakin lama semakin terdengar jelas seperti ada yang sedang berlari dari lantai Sembilan menuju ke lantai bawah. Suara langkah kaki itu semakin lama semakin kencang. Awalnya kami rasa itu hanya orang yang lagi menuruni tangga dan terburu-buru. Kami mengabaikannya dan meneruskan rutinitas kami. Tak berselang beberapa waktu suara langkah kaki itu kembali terdengar dengan irama yang sama seperti ada yang dikejar.
Tap. Tap. Tap. Tap. Tap. Tap. Tap. “seperti suara langkah kaki yang memakai sendal jepit sedang buru-buru mungkin. Aku berpikir seperti itu namun salah seorang seniorku menyuruhku untuk melihat siapa yang sedang turun tangga. Aku yang kebetulan sedang duduk tak jauh dari pintu sekret mencondongkan badanku ke belakang dan melihat keluar melalui bidang pintu yang langsung dapat melihat tangga. Namun taka da apa-apa yang kuliat yang terjadi adalah seketika itu juga suara langkah kaki itu menghilang bak ditekan bumi taka da suara hanya tersisa keheningan.
“Siapa, Seo” tanya salah seorang dari mereka. Aku hanya menatap kosong keluar pintu berharap ada orang yang muncul ditangga itu namun tak ada setelah beberapa menit menunggu.
“Tidak ada orang, Kak!” jawabku. Masih menatap keluar. Lalu kuberanikan diriku untuk melangkah keluar dengan hati-hati aku menuju tangga berharap aku melihat seseorang disana namun nihil tak ada. Aku memperhatikan sekitarku mulai dari Lorong lantai tujuh dengan lampu yang samar-samar akan segara mati sepertinya di sebelah kiri-kananku lalu melangkah menuju tangga menatap ke bawah tangga melihat apakah ada orang yang sedang menuruni tangga di lantai bawah tapi yang kudapatkan hanya gelap gulita. Tak ada orang.
Aku kembali masuk ke sekret dan mengatakan pada seniorku.
“Kak, tak ada orang yang sedang menuruni tangga”jelasku pada mereka. Lalu kami saling menatap lalu yang tadi berjalan ditangga tadi siapa. Atau mungkin staff kata seniorku. Namun jika dipikir saat ini sudah jam tujuh malam staff biasanya pulang jam lima sore sedangkan satpam akan melakukan patrolinya jam Sembilan malam. Pada akhirnya kami saling menatap satu sama lain dan berkemas untuk turun dan kembali ke rumah masing-masing. Dari sini aku bersyukur bahwa aku tidak punya indera keenam atau punya mata batin yang bias melihat makhluk tak kasat mata. Aku mulai mendengar desas-desus yang mengatakan bahwa ada makhluk tak kasat mata yang suka muncul dan mengganggu atau sekedar menyapa orang-orang di kampus ini.
Pernah sekali aku menunggu lift Bersama para dosen itu sekitar jam enam sore setelah sholat magrib. Aku menuju ke lift untuk mengecek apakah masih berfungsi atau tidak karena biasanya fungsi lift dibatasi. Lorong-lorong lantai tujuh lumayan mencekam jika sudah malam ditambah dengan pencahayaan yang minim dan nuansa lantai tujuh yang bercorak kuno dengan desain bangunan tua. Seperti lantai yang belum tehel hanya di semen halus lalu diberikan corak persegiempat sebagai hiasan mungkin untuk menutupi kesan polos lantai. Bangunan ini memang bangunan tua yang jauh dari kesan arsitek modern.
Dengan perasaan was-was aku menuju lift hanya ada satu lampu yang menerangi lantai tujuh dan terletak dipojok kanan ujung hingga cahayanya benar-benar minim aku menekan tombol lift berharap dalam hati bahwa lift ini masih berfungsi.
“tung…. Tung… creet ..” suara lift menuju lantai tujuh.
“ah berfungsi” kataku dalam hati. Lalu aku mendengar suara dosenku bertanya
“Masih bisa, ya? ” tanyanya dari bibir pintu diujung kiri. Aku menoleh padanya dan menjawab iya. Ia dan beberapa mahasiswa menuju kearah lift. Lalu lift terbuka. Awalnya lift itu biasa saja tak ada yang aneh. Kami masuk kedalam lift sambil menunggu dosen yang lain datang. Tiba-tiba lampu lift mati dan kami berhamburan keluar. Lampu lift mati menyalah mati menyalah. Seperti lampu pada adengan film-film horror yang biasa kita nonton. Aku tak hentinya mengucap dzikir. Apa yang terjadi dengan lift ini. Baru kali ini aku mengalami pengalaman seperti ini.
Mungkin saat itu si Siti Baju Merah sedang memberikan signal keberadaannya namun kami tidak peka dan tidak tahu mengenai dirinya. Hanya saja merasa kaget dengan situasi yang tak biasa ini. Setelah dosen yang kami tunggu datang kami pun memberanikan diri untuk menekan tombol lift dan lampunya kembali normal seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Setelah dipikir-pikir ini mungkin jadi signal Siti untuk menunjukan keberadaannya.
Sebuah kejadian berbeda pernah dialami oleh salah seorang satpam kampus yang bertugas di lantai Sembilan kampus satu. Ia sedang berpatroli dan Ia diganggu oleh para penghuni lantai Sembilan dan lift kampus satu. Awalnya ia mendengar ada yang membuka kran air di arah toilet. Ia mendengar lama-kelamaan ia merasa bahwa siapa yang ada di toilet padahal semua staf sudah kembali dari tadi. Lalu ia memeriksa dan ternyata taka da orang disana ia lalu mematikan kran air tersebut lalu menuju lift. Setelah ia menunggu lift ia mendengar air mengalir kembali di toilet ia lalu kembali untuk menutup kran tersebut. Lalu iia merasakan bahwa bulu kuduknya mulai berdiri dan merasa ngeri dengan hal tersebut.
Ketiga kalinya ia kembali mendengar kran kembali terbuka namun ia membiarkannya saja sambil masuk kedalam lift ketika ia masuk ke dalam lift ada seorang perempuan yang berdiri dipojok lift dan membelakanginya. Pak satpam menganggap bahwa mungkin saja ia seorang mahasiswi yang akan turun ke lobby. Perempuan itu memakai baju merah dan berambut hitam Panjang. Pak Satpam juga tidak banyak bicara ditambah ia hanya berdua saja dengan sang perempuan. Namun ditengah perjalanan lift menuju lantai satu. Tiba-tiba suasana berubah mencekam bagi pak Satpam.
“Sudaah jam lima” kata sang Perempuan. Namun pak satpam merasa memang sudah jam lima lewat dan ini sudah sore sudah jarang orang dikampus. Namun sang perempuan meneruskan kalimatnya.
“Sudah jam lima. Sudah waktunya kami yang menjaga kampus ini” suara perempuan itu lembut seperti suara yang sedang memberikan peringatan namun dengan suara yang lebih lembut seperti merintih namun menusuk dari kalimatnya.
Lalu pak satpam berbalik  kearah perempuan itu namun taka da wajah yang ia lihat hanya rambut yang Panjang dan pakaiannya yang Berwarna merah. Ia merasakan bulu kuduknya mulai berdiri dan berkeringat dingin lalu pelan-pelan memutar kembali kepalanya kea rah pintu lift dengan sekuat tenaga menahan ketakutan yang ia rasakan. Ketika pintu lift terbuka ia segera keluar dan menoleh kedalam sang perempuan pun telah lenyap dengan sendirinya. Keesokan harinya cerita ini menjadi viral seantero kampus.
Kadang juga ada mahasiswa yang kerasukan oleh si Siti ini. Ia kadang mengganggu mahasiswi yang sedang tidak focus dan mengalami masa sulit sehingga pikirannya kosong dan si Siti dapat merasukinnya. Atau pernah juga ia mengikuti salah seorang mahasiswi Hubungan Internasional hingga ke dalam sekret HIMAHI.
Mahasiswi itu berkata “dia melihatku. Dia ada dipintu sedang melotot melihatku. Ia mengikutiku karena sadar aku bisa melihatnya. Aku takut. Tolong tanya dia untuk pergi” Ucap mahasiswi itu sambil berteiak diiringi isak tangisnya yang ketakutan. Kejadian itu kadang terjadi siang hari atau sore hari Si Siti baju Merah ini suka sekali mengikuti orang-orang yang dapat melihatnya.
Kejadian terbaru 2020 ialah sang makhluk tak kasat mata bermain-main di lift berdasarkan penuturan salah seorang satpam. Kejadian itu terjaddi ketika lift sudah terkunci namun lift tiba-tiba terbuka sendiri dan tertutup sendiri secara berulang-ulang. Aku yakin itu Si Siti Baju Merah yang sedang menyapa pada penjaga dan mengingatkan kita kan kehadirannya.
Penutup percaya atau tidak mereka adalah dalam dimensi yang berbeda dengan kita. Hanya keyakinan saja yang diperlukan. Jika kalian percaya ia akan muncul bahkan ketika kalian mulai memikirkannya ia sudah ada disekitar kalian.
Om ku selalu berkata begini padaku “Kenapa aku harus takut pada makhluk tak kasat mata tersebut padahal dalam diriku pun ada yang lebih menakutkan yaitu diriku sendiri”.

Penulis
Seoraya (IG seo_yaya17)

P.S don’t forget to share this story

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hambatan Amerika Serikat terhadap CHINA terkait perang dagang

(jangan lupa ikutkan credit kalo mengambil referensi disini) Dengan ambisi China dalam menguasai perdagangan dengan kerangka Belt and Road Initiative (BRI) menjadi ancaman tersendiri bagi Amerika Serikat. Amerika Serikat tidak tinggal diam melihat bagaimana China membangun jalur perdagangan yang pada akhirnya akan menguasai perekonomian dunia ditambah dengan populasi yang ada di negara-negara yang dilalui oleh jalur sutra China. Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Donald Trump berusaha mempertahankan dominasi Amerika Serikat dalam setiap aspek dalam semua aktivitas global salah satunya yaitu di perekenomian.   Dengan klaim yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat bahwa adanya kerugian yang dialami oleh Amerika Serikat selama menjalin hubungan perdagangan dengan China hingga mengeluarkan kebijakan untuk menambah tarif untuk produk asal China. Hambatan perdagangan yang diberikan pemerintah Amerika Serikat kepada China secara garis besar ada dua yaitu, memberikan tariff tambahan un

geopol IR

Tugas mandiri Geopolitik Nama               : Suraya Stambuk          : 45 14 023 014 Ilmu Hubungan Internasional 1.      Wawasan nusantara dalam konteks geopolitik Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung serta pemekarannya ditengah-tengah lingkungan tersebut berdasarkan asas nusantara. [1]  Sedangkan geopolitik menurut saya sendiri adalah suatu cara pandang terhadap lingkungan (darat, laut, udara) dalam rana pengambilan keputusan disetiap negara. Tapi beberapa ahli dunia juga mengeluarkan pandangannya sendiri mengenai geopolitik dan saya mengambil yang sedikit banyak ada yang dapat diterapkan di Indonesia. Friedrich ratzel(1844-1904) dengan teori space. Menyatakan “bangsa berbudaya akan membutuhkan sumber budaya  manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah primitive bangsa. Lain lagi dengan Alfred T. Mahan mengatakan “lautan kehidupan, ada banyak sumber daya alam dilaut. Ol

cerita hari ini

  Sedikit ini bercerita tapi malas untuk mengambil pena ataupun buku jurnal. Dan aku berusaha memahami orang lain dan sejujurnya tidak bisa mungkin pemikiranku dan dia sama sekali tidak sama. Oke mari bercerita tentang ku saja dan ini perasaan pribadiku dan pendapat orang lain perlu namun bagiku itu semua bullshit. Hhaahahahha Punya lingkaran pertemanan tapi itu munafik atau bahasa kerennya sekarang itu toxic. Hahah ya toxic. And then I am in the middle of it. But I trying to push myself to survive. Oke I need this circle because I don’t have place to going but I will repay what they give me but not in my own friendship. I know they like to help me but I am not feel that. Sometime I feel like they not   recognize me as one of them. Why I talking like that? Because there are several experiences I have been pass through. For example they was went to lunch together but not ask me to join with them and I don’t the event if not one of the give protess and feel like she not one of them.